Tuesday, March 25, 2008

Tugas Akhir

Assalamu'alaikum wr wb.

Malam ini, malam rabu tanggal 25 Maret 2008. Saat ini saya sedang tidak melakukan apa-apa. Daripada mati dalam ke-tidakberdaya-an, lebih baik melakukan hal-hal yang positif. Salah satunya adalah melaporkan perjalanan Tugas Akhir saya di Fakultas Ilmu Komputer kepada khalayak ramai. Walaupun tadinya saya tidak mau menceritakan hal ini kepada masyarakat umum :) , namun karena sesuatu hal dan karena saya pikir teman-teman yang membaca postingan ini bisa menyemangati saya untuk mengerjakan Tugas Akhir, akhirnya saya beranikan untuk berbagi dengan teman-teman. Semoga bisa bermanfaat dan bermakna. Amin.

Di 1233 tempat saya bersemedi selama ini, saat ini saya sedang kehabisan ide untuk meneruskan TA. Atau memang TA saya belum banyak berjalan, tetapi yang jelas saya harus menyelesaikan tantangan yang satu ini. Kalau tidak, niat untuk lulus semester ini pupus sudah. Yah, walaupun beberapa orang kaget dengan keputusan ini*, saya rasa saya harus lulus semester ini. Motivasinya sih ada banyak, tapi yang paling aneh adalah saya ingin wisuda di balairung dengan diiringi nyanyian mahasiswa baru yang benar-benar fresh. Suasananya lebih sakral.

OK back to the topic, post ini adalah untuk menceritakan tugas akhir bukan untuk bercerita lebih jauh lagi tentang segala hal tentang diri ini.

Tugas akhir saya berjudul
"Spesifikasi dan Verifikasi Modul Perbankan dengan Lingu-SQL(Studi Banding dengan Atelier-B)"
Dahulu, saat dimana dimulailah masa pencarian topik tugas akhir, saya mulai bingung. Saya baru sadar kalau saya sudah kuliah selama 7 semester atau 3,5 tahun. Kagetnya lagi saya baru tersadar juga kalau selama ini saya tidak melakukan apa-apa. Belajar tinggal belajar. Tetapi saya tidak pernah(seingat saya-red) mengaplikasikan ilmu saya untuk masyarakat, bangsa , ataupun negara. Di masa kaget itu, saya dihadapkan dengan deadline pengumpulan topik tugas akhir. Saya pikir jika saya terlambat mengumpulkannya, maka tugas akhirnya pun akan semakin telat.

Alhasil, saya mulai mencari topik. Oia, sebelumnya alasan saya memilih tugas akhir adalah karena saya ingin mandiri dan mulai belajar sebagai peneliti. Pencarianpun dimulai. Ruang-ruang dosen saya sambangi, website-website saya kunjungi, bahkan relasi-relasi lama saya hubungi. Hal itu saya lakukan agar dapat menemukan topik yang sesuai dengan saya. Beberapa topik pun sempat hadir di kepala saya bahkan sempat saya ajukan ke dosen. Beberapa topik itu adalah mengenai engine game, face recognition, dll. Tetapi saya urung untuk mengajukannya. Ini penyekit stress smile nomor 99.

Kurang lebih 4 hari lagi saat itu untuk menuju titik deadline. Saya belum menemukan topik. "Ya Robbi, apa yang harus saya lakukan", batin saya bicara. komputer yang ada di depan pun langsung saya pelototin(lihat-red), mudah-mudahan dalam waktu sekejap muncul tawaran topik Tugas akhir. Tetapi tidak muncul juga. :(

Akhirnya saya teringat akan sesuatu hal. Saya ingat dulu di Scele (Student Centered Learning) Fasilkom UI pernah terpampang tawaran topik Tugas akhir dari Pak Heru. Lalu jadilah saya ubek-ubek scele saat itu. Dan ketemulah thread tersebut. Dari sekian banyak tawaran, saya memilih topik seperti yang telah disebut di atas. Inilah akhir masa pencarian. Pencariankupun usai sudah(Padi-red).

Sekarang saya pun sedang bergelut dengan waktu untuk menyelesaikan tugas akhir saya tersebut. Waktu tersisa kira-kira 3 bulan lagi. Hanya saja waktu di sini relatif, masih lamakah atau tinggal sebentar lagikah.Untuk pembaca ketahui, bahwa proses spesifikasi dan verifikasi di sini adalah untuk men-check dan menjamin kualitas software yang diuji. Alat pengujinya ialah Lingu-SQL, software buatan Fasilkom UI bekerjasama dengan Universitas Uttrech, Belanda. Dan software yang diuji adalah Software yang digunakan di bank. Semua software yang telah didefinisikan oleh mas Bucchi di bukunya. Setelah saya kerjakan tugas itu, lalu saya mulai membandingkannya dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan software Atelier-B. Begitulah kira-kira penjelasan dari tugas akhir saya. Berikut penjelasan lebih lanjut dari Lingu-SQL:

Lingu SQL adalah sebuah software development tool yang digunakan untuk melakukan verifikasi dan validasi sebuah algoritma pemrograman dalam bentuk bahasa Lingu. Bahasa Lingu itu sendiri merupakan sebuah bahasa pemrograman abstrak ringan yang berfokus kepada operasi transformasi data pada basis data (mis. query, select, insert, update). Lingu tidak memiliki seluruh fungsionalitas seperti layaknya bahasa pemrograman seperti C++ atau Java, namun bahasa ini memiliki sintaks dan tata bahasa yang memungkinkan kita untuk merancang sebuah algoritma manipulasi data pada sebuah basis data. Penerapan verifikasi dan validasi pada sebuah algoritma di dalam Lingu dapat menghasilkan ukuran kebenaran yang terdapat di dalam alur operasi algoritma tersebut.

LinguSQL terdiri atas modul-modul pendukung antara lain:
  1. LinguHOL - modul untuk melakukan verifikasi skrip Lingu dengan bantuan Higher-Order Logic (HOL) Theorem Prover. Modul ini merupakan work on progress. proses transformasi dari skrip Lingu menjadi skrip LinguHOL saat ini masih dilakukan manual.
  2. Lingu Validator - berfungsi melakukan validasi algoritma database yang dilakukan dengan bantuan sebuah data generator.
  3. Real-Time Lingu Validator - modul yang berfungsi melakukan validasi dari operasi database pada bahasa Java dengan mengacu pada spesifikasi Lingu.
  4. Lingu2Java - penerjemah skrip Lingu ke Java berbasis Attribute Grammar.
Kembali ke masa-masa awal saya mendapatkan topik ini. Dulu saya kagum dengan topik yang saya pilih ini. Hal ini dikarenakan Lingu-SQL pernah menang dalam suatu kompetisi, kompetisi yang bukan main yaitu pemenang pertama Research Development APICTA Indonesia 2005. Sebuah kompetisi yang prestisius. Mungkin karena awal inilah akhirnya pak Heru menjadi peneliti UI terbaik UI 2007.

Satu dan beberapa hal yang membuat hati saya ciut dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah ternyata saya meneruskan tugas Carroline D. Puspa, Theresia, Ricky Wenang. Carroline prestasinya jangan ditanya lagi. Theresia merupakan salah satu mahasiswi terbaik di angkatannya. Dan Wenang pernah juara lomba pemograman yang diadakan oleh Microsoft. Saya? Prestasi saya apa ya. Yang lebih kaget lagi adalah ternyata junior saya pernah juga bergelut dengan Lingu-SQL, merka adalah Lucia Roly, Irvan, dan juga Nadissa. Entah apa yang mereka kerjakan, yang jelas saya salut dengan mereka karena menyempatkan waktunya untuk "sesuatu" ini.

Sekarang saya harus menyelesaikan tugas akhir saya ini. Demi kelangsungan hidup saya dan juga anak istri saya. Sekarang saya harus lebih bersemangat lagi untuk menyelesaikannya. Komunikasi yang intens dengan pak Heru harus mulai dilakukan. Permohonan maaf kepada pak Ade harus saya lakukan, hal ini karena saya sempat mengacuhkan pak Ade, yang jelas-jelas ingin membantu saya. Maafkan saya pak ade. Lalu saya juga harus sering-sering ke Portugal untuk bertemu dengan CDP. Harus mencari kontak Theresia. Dan harus sering-sering bolak-balik dari 1233 ke Lab Grid Computing untuk bertemu dengan Ricky Wenang. Mohon bantuannya untuk saya, teman-teman, jika sekiranya anda bisa memfasilitasi saya untuk melakukan hal-hal yang saya sebutkan tadi.

Ruang 1233 jam 10.53 malam tanggal 25 Maret 2008

Wassalamu'alaikum wr. wb.


*Saat ini saya membagi waktu saya untuk Kerja praktek, Tugas Akhir, dan juga untuk BEM Fasilkom UI, sehingga beberapa orang pesimis saya bisa lulus semester ini.

Monday, March 24, 2008

Tafsir Surat Al 'Ashr

Penulis: Buletin Al Ilmu Jember

Para pembaca yang mulia –semoga Allah membuka segala pintu kebaikan kepada kita– untuk edisi kali ini kami akan mengulas tafsir surat terpendek dari Al Qur’an yaitu surat Al Ashr. Allah berfirman:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

Kedudukan Surat Al ‘Ashr

Al Qur’an adalah kalamullah (firman Allah) sebagai pedoman dan petunjuk ke jalan yang lurus bagi umat manusia. Allah berfirman (artinya):
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (Al Israa’: 9)

Sehingga semua ayat-ayat Al Qur’an memiliki kedudukan dan fungsi yang agung. Demikian pula pada surat Al ‘Ashr, terkandung di dalamnya makna-makna yang amat berharga bagi siapa saja yang mentadabburinya (memahaminya dengan seksama).

Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i menegaskan tentang kedudukan surat Al ‘Ashr, beliau berkata:

لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسِعَتْهُمْ

“Sekiranya manusia mau memperhatikan (kandungan) surat ini, niscaya surat ini akan mencukupkan baginya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada Surat Al ‘Ashr)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa perkataan Al Imam Asy Syafi’i itu adalah tepat karena Allah telah mengkhabarkan bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi (celaka) kecuali barang siapa yang mu’min (beriman) lagi shalih (beramal shalih) dan ketika bersama dengan yang lainnya saling berwasiat kepada jalan yang haq dan saling berwasiat di atas kesabaran. (Lihat Majmu’ Fatawa, 28/152)

Keutamaan Surat Al ‘Ashr

Al Imam Ath Thabrani menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh, ia berkata: “Jika dua shahabat Rasulullah bertemu maka keduanya tidak akan berpisah kecuali setelah salah satu darinya membacakan kepada yang lainnya surat Al ‘Ashr hingga selesai, kemudian memberikan salam.” (Al Mu’jamu Al Ausath no: 5097, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani di dalam Ash Shahihah no. 2648)

Kandungan Surat Al ‘Ashr

Pada ayat pertama: ((وَالْعَصْرِ
Allah bersumpah dengan al ‘ashr yang bermakna waktu, zaman atau masa. Pada zaman/masa itulah terjadinya amal perbuatan manusia yang baik atau pun yang buruk. Jika waktu atau zaman itu digunakan untuk amal kebajikan maka itulah jalan terbaik yang akan menghasilkan kebaikan pula. Sebaliknya jika digunakan untuk kejelekan maka tidak ada yang dihasilkan kecuali kerugian dan kecelakaan.

Rasulullah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌمِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya; kesehatan, dan waktu senggang” (HR. At Tirmidzi no. 2304, dari shahabat Abdullah bin Abbas)

Kemudian di hari kiamat kelak Allah akan menanyakan tentang umur seseorang, untuk apa dia pergunakan? Sebagaimana hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Mas’ud, beliau bersabda:

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ

“Tidaklah bergeser telapak kaki bani Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara; umurnya untuk apa ia gunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu-ilmu yang telah ia ketahui. (HR. At Tirmidzi no. 2416 dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani di dalam Ash Shahihah no. 947)

Kemudian Allah menyebutkan ayat berikutnya:

إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi.”

Lafazh al insan pada ayat di atas secara kaidah tata bahasa Arab mencakup keumuman manusia tanpa terkecuali. Allah tidak memandang agama, jenis kelamin, status, martabat, dan jabatan, melainkan Allah mengkhabarkan bahwa semua manusia itu dalam keadaan celaka kecuali yang memilki empat sifat yang terdapat pada kelanjutan ayat tersebut.

Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bermacam-macam, bisa kerugian yang bersifat mutlak, seperti keadaan orang yang merugi di dunia dan di akhirat, yang dia kehilangan kenikmatan dan diancam dengan balasan di dalam neraka jahim. Dan bisa juga kerugian tersebut menimpa seseorang akan tetapi tidak mutlak hanya sebagian saja. (Taisir Karimirrahman, karya Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di)

Pertama: Keimanan

Sifat yang pertama adalah beriman, diambil dari penggalan ayat:

إِلاَّ الَّذيْنَ ءَامَنُوْا

“Kecuali orang-orang yang beriman”

Iman adalah keimanan terhadap seluruh apa yang Allah perintahkan untuk mengimaninya, dari beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir, serta segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah dari keyakinan-keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat.

Penggalan ayat di atas memiliki kandungan makna yang amat berharga yaitu tentang kewajiban menuntut ilmu agama yang telah diwariskan oleh Nabi.

Mengapa demikian? Tentu, karena tidaklah mungkin seseorang mencapai keimanan yang benar dan sempurna tanpa adanya ilmu pengetahuan terlebih dahulu dari apa yang ia imani dari Al Qur’an dan As Sunnah.
Allah berfirman (artinya):

“Allah bersaksi (bersyahadat untuk diri-Nya sendiri) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia (Allah), para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga bersyahadat yang demikian itu), …” (Ali Imran: 19)

Dalam ayat yang mulia ini Allah menggandengkan syahadat orang-orang yang berilmu dengan syahadat untuk diri-Nya sendiri dan para Malaikat-Nya. Padahal syahadat laa ilaaha illallaah merupakan keimanan yang tertinggi. Hal ini menunjukkan tingginya keutamaan ilmu dan ahli ilmu. Bahkan para ulama menerangkan bahwa salah satu syarat sahnya syahadat adalah berilmu, yaitu mengetahui apa ia persaksikan. Sebagaimana firman Allah:

إِلاَّ مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ

“Kecuali barangsiapa yang bersyahadat dengan haq (tauhid), dalam keadaan mereka mengetahuinya (berilmu).” (Az Zukhruf: 86)

Sehingga tersirat dari penggalan ayat:

إِلاَّ الَّذيْنَ ءَامَنُوْا

kewajiban menimba ilmu agama. Terlebih lagi Rasulullah menegaskan dalam haditsnya:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu (agama) adalah fardhu (kewajiban) atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224)

Kedua: Beramal shalih

Sifat yang kedua adalah beramal shalih, diambil dari penggalan ayat (artinya):

وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

“Dan beramal shalih.”

Amalan shalih itu mencakup amalan zhahir yang dikerjakan oleh anggota badan maupun amalan batin, baik amalan tersebut bersifat fardhu (wajib) atau pun bersifat mustahab (anjuran).

Keterkaitan antara iman dan amal shalih itu sangatlah erat dan tidak bisa dipisahkan. Karena amal shalih itu merupakan buah dan konsekuensi dari kebenaran iman seseorang. Atas dasar ini para ulama’ menyebutkan salah satu prinsip dasar dari Ahlus Sunnah wal jama’ah bahwa amal shalih itu bagian dari iman. Iman itu bisa bertambah dengan amalan shalih dan akan berkurang dengan amalan yang jelek (kemaksiatan).

Oleh karena itu, dalam Al Qur’an Allah banyak menggabungkan antara iman dan amal shalih dalam satu konteks, seperti dalam ayat ini atau ayat-ayat yang lainnya. Diantaranya firman Allah (artinya): “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)

Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di: “Jika dua sifat (iman dan amal shalih) di atas terkumpul pada diri seseorang maka dia telah menyempurnakan dirinya sendiri.” (Taisir Karimirrahman)

Ketiga: Saling menasehati dalam kebenaran

Merupakan salah satu dari sifat-sifat yang menghindarkan seseorang dari kerugian adalah saling menasehati diantara mereka dalam kebenaran, dan di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah serta meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan-Nya.
Nasehat merupakan perkara yang agung, dan merupakan jalan rasul di dalam memperingatkan umatnya, sebagaimana Nabi Nuh ketika memperingatkan kaumnya dari kesesatan: “Dan aku memberi nasehat kepada kalian.” (Al A’raaf: 62).

Kemudian Nabi Hud yang berkata kepada kaumnya: “Aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (Al A’raaf: 68)

Dengan nasehat itu maka akan tegak agama ini, sebagaimana sabda Rasulullah di dalam haditsnya:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

“Agama ini adalah nasehat” (H.R Muslim no. 90 dari shahabat Tamim Ad Daari)

Bila nasehat itu mulai kendor dan runtuh maka akan runtuhlah agama ini, karena kemungkaran akan semakin menyebar dan meluas. Sehingga Allah melaknat kaum kafir dari kalangan Bani Israil dikarenakan tidak adanya sifat ini sebagaimana firman-Nya (artinya): “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka perbuat.” (Al Maidah: 79)

Demikian pula orang-orang munafik yang diantara mereka saling menyuruh kepada perbuatan mungkar dan melarang dari perbuatan yang ma’ruf, Allah telah memberitakan keadaan mereka di dalam Al Quran, sebagaimana firman-Nya (artinya): “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh kepada perbuatan yang mungkar dan melarang dari perbuatan yang ma’ruf.” (At Taubah: 67)

Keempat: Saling menasehati dalam kesabaran

Saling menasehati dalam berbagai macam kesabaran, sabar di atas ketaatan terhadap Allah dan menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya, sabar terhadap musibah yang menimpa serta sabar terhadap takdir dan ketetapan-Nya.

Orang-orang yang bersabar di atas kebenaran dan saling menasehati satu dengan yang lainnya, maka sesungguhnya Allah telah menjanjikan bagi mereka pahala yang tidak terhitung, Allah berfirman (artinya): “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar:10)

Jika telah terkumpul pada diri seseorang keempat sifat ini, maka dia telah mencapai puncak kesempurnaan. Karena dengan dua sifat pertama (iman dan amal shalih) ia telah menyempurnakan dirinya sendiri, dan dengan dua sifat terakhir (saling menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran) ia telah menyempurnakan orang lain. Oleh karena itu, selamatlah ia dari kerugian, bahkan ia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung. Wallahu A’lam.

Penutup

Demikianlah para pembaca sedikit dari apa yang kami sampaikan mengenai tafsir Surat Al ‘Ashr semoga dapat memberikan bimbingan kepada kita semua di dalam menempuh agama yang telah diridhai oleh Allah ini. Dan tentunya kita berharap agar dapat memiliki 4 sifat yang akan menyelamatkan kita dari kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Amin, Ya Rabbal ‘alamin.

Sumber: http://www.assalafy.org/artikel.php?kategori=tafsir=1

Friday, March 21, 2008

Siapkan Apa yang Akan Anda Petik

Maha Suci Allah Yang telah menurunkan Islam melalui Rasul-Nya yang mulia. Islam menjadi bukan sekadar indah. Tapi, mudah dan penuh berkah. Seperti halnya hujan, siraman Islam mampu menumbuhkan bibit-bibit kebaikan yang pernah dianggap mati. Setiap orang akan menuai apa yang ditanam Tidak semua orang mampu berpikirpanjang. Apalagi dengan perhitungan yang teliti. Itulah kenapa tidak sedikit yang melakukan sesuatu cuma buat keuntungan sesaat. “Yang penting saya untung, peduli amat orang lain!”
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri….”(Al-Isra’:7)
Padahal, alam mengajarkan bahwa aksi sama dengan reaksi. Apa yang diterima alam, itulah yang akan diberikan ke manusia. Ada banjir karena keseimbangan alam terganggu: penebangan hutan, buang sampah ke sungai, dan lain-lain. Begitu pun dalam pergaulan sesama manusia. Kita akan menerima apa yang telah kita berikan. Jika kebaikan yang kita berikan, balasannya pun tak jauh dari kebaikan. Bahkan, mungkin lebih.

Para pedagang, baik barang dan jasa, paham sekali rumus ini. Kalau mereka ingin mendapat kebaikan dari konsumen, pancingannya pun dengan sesuatu yang baik. Ada pedagang yang menyediakan air minum kemasan gratis, keramahan para pelayan, bahkan ruangan khusus untuk menunggu. Mereka menganggap: konsumen adalah raja.

Dalam dakwah pun seperti itu. Dakwah akan diterima mudah jika seluruh kemasannya selalu baik: penyampaian yang santun, isi yang tidak meresahkan, perhatian yang tidak pernah putus, dan tentu saja, bukti kongkrit si penyampai yang selalu baik. Kalau ini yang terus bergulir, para pelaksana dakwah tidak perlu repot-repot mengarahkan ke mana suara umat saat partisipasi mereka dibutuhkan.

Jika kita tidak ingin keburukan, begitu pun orang lain Semua orang ingin mendapatkan yang baik. Begitu pun sebaliknya. Tak ada yang ingin dapat yang buruk. Cuma masalahnya, sikap itu tidak diiringi dengan aksi yang positif. Ketika dapat ingin yang baik, tapi saat memberi selalu yang buruk.

Sebenarnya, ketika seorang melakukan sesuatu yang buruk, saat itu juga ia sedang berharap ada keburukan yang akan ia terima. Disadari atau tidak. Sayangnya, jarang yang mau bercermin diri: apa yang telah saya lakukan. Lebih banyak mana: baik atau buruk. Baru kemudian, kenapa orang lain berbuat buruk pada saya?

Al-Qur’an bahkan mengajarkan untuk membalas keburukan dengan cara yang terbaik. Allah swt. berfirman dalam surah Fushilat ayat 34.
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”
Ini memang berat. Ajaran ini lebih tinggi dari sekadar kebaikan berbalas kebaikan, dan keburukan berbalas hal serupa. Lebih dari itu, memberikan reaksi dari sebuah keburukan dengan sudut pandang positif. Dan hasilnya sangat luar biasa. Keburukan bukan hanya hilang, tapi berganti dengan kebaikan.

Itulah yang dilakukan Rasulullah saw. saat penaklukan Mekah. Tak seorang pun yang ditakut-takuti, disiksa, atau hukum mati tanpa sebab. Justru, yang keluar dari mulut Rasulullah saw. adalah pengampunan dan perdamaian. Inilah yang menjadikan Mekah berubah seratus delapan puluh derajat. Drastis! Orang yang dulu memusuhi Islam menjadi pembela Islam.

Berpikirlah apa yang bisa diberikan, bukan yang diterima Semangat berbuat baik memang tidak akan tumbuh dari mereka yang punya sikap pasif. Ketika yang dipikirkan seseorang cuma bagaimana menerima, darimana datangnya penerimaan; seluruh otot aktivitasnya menjadi mandul. Semangat berbuat baiknya sudah mati sebelum fisiknya benar-benar mati.

Tentunya, sulit mendapatkan sesuatu yang positif dari orang tipe ini. Jangankan membalas keburukan dengan kebaikan, mengawali kebaikan pun terasa berat. Semua aktivitasnya terkungkung dalam kalkulator sempit. Hitungannya selalu pada keuntungan materi sesaat. Bukan sesuatu yang lebih mahal dari sekadar materi. Antara lain, ketenangan, keharmonisan, cinta dan persaudaraan.

Tokoh Anwar Ibrahim mungkin salah satu contoh baik. Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia ini pernah difitnah secara keji. Tidak tanggung-tanggung, ia dituduh pelaku korupsi dan kejahatan homoseksual. Namun, seluruh warga tempat tinggalnya siap menjadi saksi: bahwa Anwar mustahil seperti yang dituduhkan. Itulah buah baik yang selama ini telah ditanam Anwar. Masyarakat sekitarnya, tanpa diminta pun, siap menjadi pembela.

Siapkan awal buat akhir, bukan sebaliknya Seorang mukmin punya visi tersendiri tentang amal kebaikan. Kebaikan bukan sekadar tuntutan pergaulan universal, tapi sebagai bekal di hari kemudian. Itulah investasi atau tabungan yang tidak pernah rugi.

Allah swt. berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr:18)
Masalahnya, kesadaran itu kadang larut dengan gemerlap dunia materialistis. Kebaikan bergeser dari tabungan buat akhirat menjadi hitung-hitungan untung rugi. Berapa yang telah dikeluarkan, dan berapa yang akan diterima. Inilah akhirnya, orang menjadi miskin bekal. Jika itu yang terjadi, kesudahan selalu berujung pada penyesalan.

Maha Benar Allah swt. dalam firman-Nya,
“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Al-Zalzalah:7-8)
~syukron katsiron buat mas beny

Monday, March 10, 2008

IT Fair 2008 Seminar



Waktu dan Tempat :

o 15 Maret 2008

o Pukul 08.30 – 17.00 WIB

o Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Indonesia

Tiket dan Reservasi :

o HTM : Rp. 35.000,- (termasuk Snack dan Sertifikat)

Tiket bisa didapatkan di Sekretariat BEM Fasilkom UI Depok atau langsung pada hari H.

o Pemesanan Tiket bisa dilakukan melalui :

§ Email : berli.zone@yahoo.com

§ SMS : 0812 84 30092

Tempat Terbatas

Tuesday, March 04, 2008

Beasiswa UI Untuk 1000 Anak Bangsa



Dengan datangnya tahun ajaran baru 2008/2009 Universitas Indonesia menyambut semua Anak-anak Bangsa Calon Pemimpin Masa Depan untuk menjalani proses pendidikan di Universitas Indonesia. Universitas Indonesia berkomitmen proses pendidikan yang diselenggarakan berkualitas
sebaik mungkin untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita tercinta. Untuk itulah misi Ui adalah:


  1. Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi berbasis riset untuk pengembangan Ilmu Teknologi, Seni dan Budaya; dan
  2. Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi yang mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf dab kualitas kehidupan masyarakat Indonesia serta kemanusiaan.
Proses pendidikan berkualitas tidaklah murah. Oleh karena itu, kebijakan UI menyempurnakan sistem pembiayaan studi sehingga mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan kemampuan keuangan yang baik dapat memberikan kontribusi yang memadai bagi UI. Adapun mahasiswa program SPMB dan PPKB yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan keuangan namun memiliki kemampuan akademik dan non-akademik yang baik, disediakan beasiswa.

Beasiswa Universitas Indonesia untuk Seribu Anak Bangsa diberikan berupa bantuan biaya pendidikan dalam bentuk angsuran, pengurangan, atau pembebasan biaya studi bagi mahasiswa baru yang diterima melalui SPMB atau PPKB. Beasiswa hanya berlaku setelah calon mahasiswa dinyatakan diterima di UI melalui dua jalur tersebut dan mendaftar sebagai mahasiswa UI pada tahun ajaran 2008/2009. Mendapatkan surat rekomendasi memperoleh beasiswa Universitas Indonesia untuk Seribu Anak Bangsa bukan merupakan jaminan calon mahasiswa tersebut diterima di UI. Calon mahasiswa masih harus berjuang melalui SPMB atau PPKB. Pengajuan beasiswa dilakukan secara kolektif melalui sekolah asal masing-masing disertai dengan kelengkapan berkas. Pengajuan yang tidak lengkap tidak akan diproses; dan jika diperlukan, panitia akan melakukan peninjauan lapangan Selain dikirim ke sekolah-sekolah, formulir pendaftaran dan brosur tersedia secara elektronik. Berkas-berkas kelengkapan yang dibutuhkan untuk mengajukan beasiswa ini dapat dilihat pada formulir pendaftaran dan brosur tersebut. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan lewat telepon (021)7864125 setiap jam kerja; melalui e-mail kesma.ui@gmail.com (KESMA BEM UI); atau melalui forum tanya jawab. Berkas yang diterima paling lambat dikirim 4 April (cap pos).

Setelah melaui proses seleksi, pengumuman hasil seleksi calon penerima beasiswa ini akan diumumkan melalui sekolah-sekolah dan web UI. Keputusan panitia adalah final dan tidak dapat diganggu gugat. Selamat memilih UI sebagai bagian dari proses belajar mencapai cita-citamu dan harapan bangsa kita tercinta. Jangan takut masuk UI, buang jauh alasan tidak memilih UI karena keterbatasan dana untuk meraih pendidikan Program Sarjana di UI. Mari kita dukung Proses Pendidikan Berkualitas dan Berkeadilan demi kemajuan Bangsa Indonesia.

formulir bisa didapatkan di sini