Monday, February 26, 2007

sfa40....Dalam Kenangan

Setahun telah berlalu. Tak terasa waktu bergulir begitu cepat setelah kepergian sahabat kita, Siti Fatihatul Aliya, pergi meninggalkan dunia yang fana ini menuju kembali kepada yang Maha Kuasa Allah SWT.



Berikut tulisan terakhir beliau dalam blog pribadinya:
Tuesday, 29 November 2005
Subhanallah....

Hari Rabu tanggal 30 November 2005 jam 10.30 di dalam bis patas AC 82 di jalan tol podomoro, menuju kampus (lagi ga ada kuliah pagi). Saat itu aku sedang melihat keluar jendela bus. Sesuatu telah membuatku terkesima, sesuatu yang sangat indah, bahkan menurutku its just too good to be true...but its true... Indahnya seperti lukisan. Aku benar-benar terperanga karenanya. Belum pernah aku melihatnya. Langit yang begitu luas dipenuhi oleh awan putih, sangat putih, seputih kapas...bentuknya pun seperti kapas yang melayang di udara....sangat indah...Tak henti-hentinya ku mengucap "Subhanallah"... Baru kali ini aku melihat --atau menyadari?-- bahwa langit di pagi menjelang siang sangatlah indah...Mungkin karena selama ini waktu-waktu seperti itu aku lewati di dalam gedung kampusku. Sehingga aku tak tahu kalau langit di luar bisa memanjakan mata ini. Hal itu membuat perjalanan ke kampus hari ini agak berbeda. Tidak membosankan, tidak membuatku mengantuk.

Semoga cerahnya langit hari ini bisa mengusir mendung yang ada di hatiku ini...

Sungguh indah luar biasa Maha Karya-Mu ya Allah...Subhanallah...Alhamdulillah...segala puji bagi Allah yang telah menciptakan nikmat yang begitu indah...

Sudahkan kau melihat keindahan Maha Karya Tuhanmu dan mensyukurinya...?

--pk.13.14 wib @labkom csui, 301105

Setahun sudah...Semoga Arwah beliau diterima di sisi Allah swt, dan kita bisa dipertemukan dengan yaya di Surga-Nya kelak...Aminn....

Thursday, February 22, 2007

Rundown Acara CGT

Rundown Acara CGT

CGT Klimax
08.00 – 10.30 Lomba outdoor
10.30 – 11.00 Final kompetisi WE
11.00 – 12.00 Kuis Siapa Berani
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.00 Nonton Film
14.00 – 14.15 Intermezzo band
14.15 – 15.00 Fasilkom Award
15.00 – 16.00 Isho
16.00 – 17.45 Band
17.45 – 18.00 Pengumuman2 pemenang dll + formal closing
18.00 – 18.30 Isho
18.30 – 20.00 Band
Detail timing hari H
08.00 – 08.30 Tarik Tambang
08.20 – 08.50 Galasin
08.40 – 09.10 Bakiak
09.10 – 09.40 Benteng
09.40 – 10.00 Adu Panco
09.50 – 10.20 Makan Cabe
10.00 – 10.30 Bikin Jus
10.30 – 11.00 Final WE Fever
10.30 – 10.35 Preparation
10.35 – 10.55 the Match
10.55 – 11.00 Pemberian Hadiah
11.00 – 12.00 Kuis Siapa Berani
11.00 – 11.05 Preparation
11.05 – 11.25 Yel-yel
11.25 – 11.40 Babak Penyisihan
11.40 – 11.55 Final
11.55 – 12.00 Pemberian Hadiah
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.00 Nonton Film
13.00 – 13.10 Preparation
13.10 – 13.50 Nonton
13.50 – 14.00 Finishing
14.00. – 14.15 Intermezzo Band ( mungkin dari Panitia )
14.15 – 15.00 Fasilkom Award
14.15 – 14.20 Preparation + Pembukaan MC
14.20 – 14.23 Anugrah 1
14.23 – 14.26 Anugrah 2
14.26 – 14.29 Anugrah 3
14.29 – 14.32 Anugrah 4
14.32 – 14.35 Anugrah 5
14.35 – 14.38 Anugrah 6
14.38 – 14.41 Anugrah 7
14.41 – 14.44 Anugrah 8
14.44 – 14.47 Anugrah 9
14.47 – 14.50 Anugrah 10
14.50 – 14.55 Dosen Favorit
14.55 – 15.00 Closing ( Mungkin Band )
15.00 – 16.00 Isho
16.00 – 18.00 Band
18.00 – 18.30 Formal Closing
18.30 – 19.00 Isho
19.00 – 20.00 Band

Urutan lomba2
Treasure Hunt
Tarik Tambang
Galasin
Bakiak
Benteng
Bikin Jus
Adu Panco
Makan Cabe

Wednesday, February 21, 2007

Tugas LKSM UI 2007

WTO dan Perdagangan Bebas


Indonesia adalah negara yang kaya. Sebagai negara yang kaya, Indonesia telah lama dikenal memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah dan terbentang luas dari sabang sampai merauke. Tapi kenyataan ini disadari oleh sebagian orang baru-baru ini. Mereka baru mengetahui hal tersebut karena dalam kehidupan kesehariannya, mereka selalu dipusingkan oleh masalah negara yang meliputi masalah sosial, bencana alam, hingga masalah korupsi yang sampai saat ini belum terselesaikan. Mereka baru menyadarinya ketika datang musuh-musuh ekonomi yang dengan enaknya mengusung nama perdagangan dan mulai menjajah negara ini dengan metoda penjajahan baru yang dikenal dengan neo-kolonialisme.

Musuh itu bernama WTO, atau lebih dikenal dengan World Trade Organization. Bukan hanya Indonesia saja yang mereka incar, tetapi semua negara yang sedang berkembang di dunia menjadi santapan yang lezat bagi mereka. Yang lebih parah lagi, negara-negara miskin pun menjadi ladang uang bagi mereka untuk mereka keruk keuntungannya dan berikan penderitaan kepada negara-negara tersebut. Ironis memang di zaman seperti ini masih terdapat penindasan-penindasam terhadap kaum yang lemah dan terus terjadi tanpa ada yang bisa menghentikan kegiatan ini. Tentu tak ada yang bisa menghentikannya! Hal ini diakibatkan WTO disokong oleh negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, serat Uni Eropa. Sehingga tak ada yang berani malawan negara-negara tersebut kecuali yang nekat.

WTO seharusnya menjadi media yang bisa memberikan solusi untuk perbaikan perdagangan di dunia. Tetapi pada kenyataanya, dengan mengusung perdagangan bebas, WTO terus saja membuat kebijakan-kebijakan yang hanya menguntungkan kaum yang berkuasa saja, sedangkan kaum yang lemah semakin tertindas dan tak berdaya. Kebijakan perdagangan bebas memberikan pembebasan pajak atas barang yang dijual sehingga harga barang bisa bervariasi bahkan lebih murah dari harga barang lokal. Hal inilah yang menjadi masalah bagi sebagian besar pengusaha lokal. Pengusaha lokal akan hancur jika bersaing dengan pesaing dari luar negri yang memiliki kualitas lebih baik danharga yag ditawarkan lebih murah dari produk lokal.

Perdagangan bebas memang sebuah solusi bagi tercapainya kemerataan ekonomi. Tetapi saat ini, belum tepat waktunya jika keputusan ini dilaksanakan. Karena pada saat ini, masih banyak pengusaha-pengusaha lokal yang belum bisa bersaing dengan pengusaha-pengusaha dari negara maju. Perkembangan ekonomi negara ditentukan oleh pertumbuhan usaha lokalnya. Oleh karena itu, jika para pengusaha lokal hancur oleh peraturan ini maka dengan jelas nasib perekonomian suatu negara akan hancur jatuh di bawah kekuasaan para negara adidaya.

Permasalahan inilah yang kini sedang mengancam perekonomian di Indonesia dan negara seperti India, Zambia, Brasil, Filiphina dan negara berkembang lainnya. Negara-negara ini sedang berjuang keras untuk menyelamatkan perekonomiannya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bisa menangkis serangan WTO. Negara-negara ini tidak bisa menentang peraturan yang telah dikeluarkan oleh WTO dikarenakan sanksi yang memberatkan. Embargo ekonomi menjadi salah satu sanksi yang sangat menakutkan bagi negara-negara ini. Bagaikan buah simalakama memang, di satu sisi takut akan sanksi dari WTO dan di sisi lainnya takut akan hancurnya perekonomian lokal yang bisa mengakibatkan instabilitas perekonomian negara.

Tentunya permasalahan ini punya solusi. Di tiap negara, pasti solusi yang digunakan berbeda-beda. Tapi solusi-solusi itu masih dalam tahap pembebasan kuantitatif terhadap barang atau jasa dari luar negri. Diharapkan dari solusi ini bisa membatasi barang yang masuk sehingga pengusaha lokal masih bisa terus eksis. Selain solusi tersebut, perlu juga adanya peningkatan kualitas pengusaha lokal sehingga dia bisa bersaing dengan pengusaha dari luar negri. Karena mau tidak mau, perdagangan bebas pasti dijalankan demi pemerataan perekonomian dunia.

Mahasiswa sebagai pengontrol kehidupan sosial negara, dibutuhkan perannya dalam memecahkan permasalahan ini. Mahasiswa perlu bergerak untuk meneyebarkan isu-isu ini demi pencerdasan rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan karena masih banyak rakyat Indonesia yang belum tahu tentang fungsi WTO serta kebijakan-kebijakannya. Rakyat perlu dididik pula untuk bersiap-siap meningkatkan kualitas demi baersaing dalam kancah perdaganagan dunia. Di dunia ini yang lemah pasti akan kalah. Oleh karena itu peningkatan kualitas sangat penting digalakkan karena mau tidak mau perdagangan bebas akan segera diberlakukan.

Mahasiswa diperlukan juga dalam pengawas kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan kepentingan rakyat Indonesia. Karena pada saat ini sering sekali kebijakan pemerintah diberlakukan karena dorongan atau permintaan dari negara-negara adidaya penguasa WTO demi kepentingan mereka sendiri. Semua negara pasti takut untuk menolak permintaan ini, oleh karena itu peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan ekonominya.

Semua pihak sangat dibutuhkan perannya dalam memecahkan permasalahan ini. Perdagangan bebas bukan sesuatu hal yang patut ditakuti tetapi harus menjadi tantangan demi kehidupan kita yang semakin baik. Peningkatan kualitas menjadi solusinya. Karena dengan hal tersebut, pengusaha lokal dapat bersaing dengan pengusaha luar negri dan tidak mengalami kematian yang akan mengakibatkan lumpuhnya perekonomian negara. Peran mahasiswa sebagai pengontrol kebijakan pemerintah perlu ditingkatkan agar kebijakan tersebut tidak merugikan bangsa sendiri.


NB : Tugas ini dikerjakan hanya dalam waktu dua jam dan penuh tekanan, jadi kalau ada kata yang tidak relevan dan significant harap bisa dimaklumi.

Monday, February 05, 2007

Laporan Banjir

Hari sabtu (3/2/07) yang tragis.
Maksud hati mau menghadiri Wisuda UI, tapi malah tidak bisa melangkahkan kaki ini ke luar rumah. Banjir penyebabnya.


Berenang dan tenis meja menjadi olahraga pilihan

Kisah sedih di hari sabtu nih...
hari itu diawali dengan hujan lebat sejak dini hari. Selimut yang telah setia melindungiku tak mampu lagi bertahan. Karena memang saya tidur di lantai dua, mungkin saya yang paling merasa betapa dinginnya udara kala itu dan betapa berisiknya bunyi guntur yang terjadi, belum ditambah dengan kelembaban yang sangat menggangu tidur. Bangun untuk sholat shubuh, nggak nyangka kalo bapak sama ibu udah angkat-angkat barang-barang ke atas, sementara gw baru sadar dengan apa yang terjadi, dasar emang gw anak durhaka :(

Karena memang air pada saat itu belum menyerang ke bagian dalam rumah, ya gw pikir ini banjir biasa aja, alias numpang lewat, maklum hal seperti itu memang sering terjadi di daerah rumah gw. Namun, jam demi jam pun berlalu, dan nggak nyangka kalo rumah gw udah nyerah, tak ayal air pun bisa menerobos masuk ke dalam rumah setinggi betis manusia standar. Nggak nyangka memang. Ternyata pendapat "Banjir besar 5 tahun sekali" itu sangat benar dan sudah teruji. Buktinya rumah gw aja yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan rumah-rumah sekitar bisa takluk dengan air banjir itu.

Awalnya tenang-tenang, kadang-kadang stress, akhirnya panik.


Kendaraan penyelamat saat banjir

Panik banget saat gw tau air semakin meninggi. Panik karena hari ini ada acara penting, Wisuda UI. Waduh, jadi bingung, mau mandi susah, mau keluar rumah pun susah, ya udah lah gw tetap bertahan di sini, lagian gw juga harus bantu-bantuin di rumah.

Tapi akibat bencana ini pun ada sisi positifnya. Kebersamaan, Gotong Royong, Tolong-Menolong dan hal-hal yang lainnya sehingga kesusahan ini bisa dipikul bersama-sama. Yah, di setiap kesusahan pasti ada kemudahan.

Tapi di tengah-tengah kepanikan gw itu sebenernya terdapat sisi yang nggak baik di diri gw. Bagaiamana coba? Di saat banjir, sambil nungguin air surut, gw asik-asiknya nonton DVD di kamar gw. Dasar smile.....
Nonton DVD sampe nggak terasa kalo hari sudah menjelang sore.

Yah, pada akhirnya kita harus menyerahkan ini kepada yang kuasa (Allah SWT) dan ber-intropeksi diri lagi. Tanyakan pada diri kita masing-masing dulu kenapa hal ini bisa terus-terusan terjadi. Jangan langsung men-judge pemerintah, hal ini tidak baik karena memang mereka nggak sepenuhnya salah.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Qs. Ar Ra’d, 13: 11).

NB:
Thanks buat PKS atas bantuannya..
Lagi benci sama kota bogor nih (hehehe) abisnya ngirimin air terus


Makanan Kecil di tengah banjir