Tuesday, March 19, 2013

New Chapter

Bismillah..

di postingan kedepan, insya Allah akan menghadirkan tulisan-tulisan pribadi mengenai pendidikan tinggi di Indonesia. Mudah-mudahan satu bulan minimal ada dua postingan.

Semangat!!

Wednesday, October 17, 2012

Memanjakan Anak?

Salwa's Playing Area
Sekarang salwa sudah berusia 1 tahun 3 bulan. Di usianya saat ini dia sudah mulai pintar merespon kata-kata yang disampaikan oleh orang lain. Seperti "Pakai dulu sandalnya, salwa", "Cuci Tangan dulu", "Ayo bobo bobo", "Ambil topinya, Salwa", dll. Salwa sudah bisa merespon hal-hal seperti itu, Subhanallah. Dia itu udah tau sandal kaya apa, topi itu seperti apa dll. Semakin ke sini semakin sadar kalau pekerjaan kita sebagai orang tua semakin berat karena tanggung jawabnya. Jadi terngiang-ngiang lagi bagaimana dulu orangtua membesarkan kita. Mudah-mudahan saya bisa membalas jasa mereka, salah satunya adalah dengan mendidik dan membesarkan dengan baik cucu mereka.

Yang saya ingin ceritakan kali ini adalah perilaku semakin "pintarnya" Salwa. Bagi sebagian besar(sok tahu) orangtua muda seperti kami mungkin cenderung memanjakan anaknya. Namanya juga anak, tentu selama dia senang dan aktivitasnya positif tentu pasti akan kita dukung.

Nah sekarang ini Salwa jadi pinter ngambek. Ngambeknya pasti bikin luluh saya dan istri. Kaya nangis didramatisir gitu hehehe :p. Misal dia minta keluar rumah sementara kita lagi ga bisa keluar, ya mau ga mau harus diturutin dulu. Atau saat dia ngambek pingin minta dibukain kulkas, ya pasti kita bukain. Salwa suka main dengan barang2 yang ada di kulkas, mungkin dia terkesan sama suhu dingin di dalam kulkas. kalau yg terakhir ga baik bukan? tapi ya itu, salwa pasti manggil-manggil kita supaya dibukain kulkasnya, kalau ga, pasti dia merengek-rengek nangis sambil nutupin mulutnya. lucu deh ngeliat tingkahnya hehehe..

Tentu seperti yang diajarkan oleh orang tua kita, kalau mendidik anak mesti sabar, mesti punya banyak akal bagaimana mengajarkan sesuatu tanpa memberikan tekanan, paksaan. Nah disini tantangannya. menarik bukan? makanya buruan nikah! :p






Tuesday, August 14, 2012

Jember Trip

Kali ini saya mau cerita tentang perjalanan singkat ke kota Jember, kotanya Anang kata istri :p . Karena dadakan, jadi ga banyak yang bisa dilakukan di Jember.

Perjalanan ke Jember ini adalah untuk nemenin narasumber, Prof Munir (UB) untuk acara Sosialisasi UU Pendidikan Tinggi. Acaranya singkat, pesertanya antusias mulai dari Dosen sampai Mahasiswa. Bukan mau membahas tentang acaranya ataupun materinya (UU-Dikti), tapi kalau ada yang minat baca UU Itu silakan aja di-gooling ke laman dikti atau laman DPR.

Biasanya, kalau saya work trip itu belum pernah sejauh ini. Maksudnya jauh karena ke Jember butuh perjalanan darat minimal 4 jam dari Surabaya. Jadi setelah mendarat di Juanda, kita harus naik bis atau kereta ke arah selatan. Untungnya kemarin dijemput oleh jemputan pak Prof Munir -Kendaraan UB- jadi hemat ongkos dan waktu.

Jember terkenal akan tembakaunya, itulah kenapa Universitas Jember lambangnya ada gambar Tembakaunya. Selain tembakau, di sini ternyata banyak hasil bumi andalannya antara lain, kelapa, pisang, gula, dan lain-lain. Ga salah kalau PT Perkebunan Nasional ada cabangnya di sini. Karena banyaknya perkebunan ini bikin Jember jadi adem untuk dilihat.

Mengenai kotanya, mungkin karena ga sempet eksplor jadi saya ga tau kemana tempat-tempat favorit, aplagi makanannya, apalagi oleh2nya. Jadinya lebih banyak di Hotel aja untuk Istirahat. Mungkin lain kali bisa eksplor lebih jauh.


Saturday, November 12, 2011

Anak dan Tanggung Jawab

Dua kata yakni Anak dan Tanggung Jawab memang erat hubungannya. Memiliki anak berarti orang tua mempunyai konsekuensi logis untuk menjaga, mengembangkan, serta mendidik anak. Tanggung jawab atau amanah ini bukan main-main atau tidak biasa. Hal ini dikarenakan amanah ini langsung datang dari Pencipta Alam semesta, Allah SWT. Tugas orangtua ini tidaklah mudah, yakni menciptakan generasi yang lebih baik dan menyelamatkan keluarganya dari Api neraka. Hmm.. Apakah terlihat seram tugas sebagai orang tua?

Jika dengan tugas-tugas yang saya sebutkan itu dan tugas-tugas yang lainnya, ternyata tidak membuat calon orang tua gentar untuk menjadi orang tua. Buktinya banyak yang mendambakan punya anak. Hal ini dikarena tugas-tugas itu tidaklah seberat kelihatannya apabila kita menjalankannya dengan ikhlas dan sesuai dengan Norma-norma yang ada terutama norma agama. Insya Allah..

Saat ini saya alhamdulillah sudah dikaruniai seorang putri cantik oleh Allah SWT. Dari nikmat ini saya pelan-pelan merenungi bahwa saya merasa bersyukur telah diberikan nikmat yang begitu banyak ini. Dari mulai awal pernikahan, awal kehamilan istri, proses persalinan sampai saat ini yaitu 3 bulan 2 minggu usia putri saya, alhamdulillah nikmat allah begitu besar diberikan kepada kami selaku pasangan baru dan keluarga. Hal ini mengingat adanya orang-orang yang belum seberuntung kami, dan mudah-mudahan orang lain tersebut bisa dimudahkan oleh Allah dalam memecahkan permasalahan mereka..amin..

Sampai saat ini, saya begitu takjub dengan anugerah yang telah Allah berikan ini. Kami diberikan putri cantik yang senantiasa menghiasi rumah kami dengan tawa bahagia dan tangis manjanya, sesuai dengan namanya. Salwa begitu menyejukkan hati saya ketika misal pulang dari kantor, membuat kakek-nenek-nya senang punya cucu, serta kerabat yang tak heniti-hentinya berkunjung ke rumah karena kangen bertemu.
Salwa Pandita Delisa :)
Namun saya pun iba dengan teman-teman saya yang sedang menghadapi ujian-ujian berkenaan dengan anak. Misalnya masih banyak teman-teman saya yang belum diberikan keturunan oleh allah, memiliki permasalahan persalinan, masalah kesehatan anak, sampai dengan kenakalan pada anak. beragam memang permasalahannya, namun pasti ada jalan keluarnya.

Cobaan memang selalu ada, bahkan nikmat yang diberikan adalah juga merupakan cobaan. Kemudian tergantung kita dalam mengatasi cobaan tersebut, Sabar atau Syukur. Cobaan jika belum mempunyai anak, masalah kesehatan anak, dll kita diharapkan untuk bersabar dan berusaha. Begitu pula yang sudah mempunyai anak dan merasa berjalan mulus, harus bersyukur dan berusaha untuk lebih baik lagi.

Sebenarnya saya menulis ini karena kisah teman-teman saya. Ada teman saya yang sudah 10 tahun lebih belum diberi keturunan. Saya kagum melihat dia, begitu sabar dan tidak putus dalam berusaha. Mudah-mudahan segera diberikan keturunan oleh Allah SWT.

Kisah lainnya diselimuti oleh duka.Setelah berjuang sejak anaknya dilahirkan dan divonis mengalami kelainan jantung, akhirnya anaknya tadi sore dipanggil oleh yang kuasa. Pun seperti kisah yang pertama, pasangan ini begitu gigih berusaha dan bersabar.

Melihat dua kisah ini tentunya saya harus belajar banyak dalam menghadapi masalah tersebut, terlebih melihat perjuangan hebat mereka. Dan saya tentunya harus tetap bersyukur akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Dari kisah itu pula saya bisa melihat teman-teman saya tersebut bisa menjalankan tanggungjawabnya sebagai orangtua dan pasangan keluarga. Mudah-mudahan mereka senantiasa diberi kemudahan oleh Allah..Amin


Wednesday, November 02, 2011

Salwa Pandita Delisa

Salwa Pandita Delisa (30-7-2011)