Kudengar dibalik senja isyarat-isyarat bergema
kudengar entah suara siapa
melengking melantun doa
kudengar jejak kakimu
ketika engkau tiba-tiba menjelma mantera
terbalut luka mendera
malampun mencari makna;
huruf-huruf diantara bunga
kemudian merangkai kata
bergelantungan bersama embun yang bertahan
pada kelopaknya
ketika gerimis mengetuk pintu menjelang fajar
kudengar anginpun berbisik
hampa mendera di antara kita:
sepi, dan......
(Anginpun berbisik 4 karya Irwan Dwi Kustanto)
Puisi di atas adalah sepenggalan dari buku sajak cinta Anginpun Berbisik yang baru diluncurkan hari ini. Buku ini sendiri adalah hasil dari ciptaan keluarga penyair yang dikepalai oleh Pak Irwan Dwi Kustanto. Uniknya pak Irwan ini adalah seorang tuna netra sejak umur 9 tahun. Beliau bersama keluarganya mulai menciptakan puisi untuk mendukung program seribu buku untuk tuna netra.
Saya sendiri sebenarnya tidak begitu sepenuh hati datang ke peluncuran buku tersebut. Tadinya saya datang karena memenuhi undangan dari kakak-kakak saya dari Mitra Netra yang telah mengadakan acara ini. Dengan perasaan yang tidak enak kalau tidak datang, akhirnya saya yakinkan diri saya untuk pergi ke sana. Lagipula acaranya berkaitan dengan hobby saya juga. Berpuisi.
Sekitar seminggu yang lalu saya dikabari tentang acara ini. Setelah dikabari saya langsung memposting pengumuman acara ini ke SCeLe atau forum di dunia maya, tetapi tidak ada yang berminat untuk hadir. Saya juga telah memasang status tentang pengumuman acara ini, tetapi yang merespon amatlah sedikit. Yah mungkin acara peluncuran buku apalagi buku kumpulan sajak cinta tidak populer di kalangan mahasiswa. Tetapi sekali lagi,karena saya tidak enak kalau tidak datang maka saya putuskan saya akan datang walaupun cuma sendiri. Dan akhirnya saya tidak sendiri, ternyata ada teman yang bisa diajak dari Fasilkom.
Bermodalkan motor saja, dengan uang sepuluh ribu, dan juga bensin yang sudah mulai habis (baca: sekarat) saya langsung berangkat ke Gedung Kesenian Jakarta(GKJ). Saya tidak mengetahui lokasinya. Untung saja ada pak Isro yang bisa menjadi tempat bertanya sehingga saya bisa dengan mudah sampai di lokasi.
Sekitar 40 menit perjalanan ke gedung kesenian Jakarta. Di sana saya berhadapan dengan gedung megah berarsitektur tudor, popular di eropa tahun 1800an. Di sana sudah banyak berjajar mobil-mobil mewah. cepat melintas dalam pikiran saya kalau saya salah tempat. Tetapi tidak. Setelah memarkir motor saya, sayapun langsung masuk ke GKJ, melakukan pendaftaran dan berkeliling melihat GKJ secara lebih teliti.
sungguh ternyata GKJ sarat akan kekayaan budaya. dari mulai budaya lokal sampai budaya interlokal pernah pentas di sana. Gedungnya yang terlihat sangat mewah membantah pikiran saya yang selama ini bahwa gedung ini sudah lama dilupakan dan ditinggalkan. Sungguh bentuk perawatan yang telaten dan dedikasi tinggi pada kebudayaan yang ditunjukkan oleh pengurus GKJ.
di dalamnya saya mulai mencari orang yang saya kenal. Ternyata banyak sekali. Hal ini terjadi karena dulu saya pernah membantu dalam acara National Computer Camp For The Blind. Mba Indah mulai menyapa saya,"eh smile,apa kabar?, mana yang lain?".hehehe, ternyata mba INdah masih ingat saya. Lalu mba Achie, beliau pura2 menawarkan buku kepada saya, tapi akhirnya saya tak tergoda dan dia mulai tertawa dan menyapa saya. "Hai mba Achie,apa kabar? " :)
di dalam auditoriumnya, GKJ tidak kalah dari blitz Megaplex di Plaza Indonesia. Jauh mengalahkan malah. hal ini karena di GKJ sarat akan seni. Tempat yang menyenangkan. Tak pernah puas saya dalam menikmati keindahannya. INgin sekali bertandang lebih sering ke sana. Semoga ada acara menarik lagi di sana.
Acaranya sendiri sangatlah melengkapi keindahan yang saya rasakan. Penampilan dari Rieke diah Pitaloka, Joko Pinurbo, Jodhi Yudono, endah n'ressa, SKOLASTIKA Ansambel, Teater Meldict,Dody, dll sungguh telah menjadikan pentas selama 3 jam itu sebagai satu liburan penuh di semester ini. Tidak menyesal saya datang ke acara ini.
kudengar entah suara siapa
melengking melantun doa
kudengar jejak kakimu
ketika engkau tiba-tiba menjelma mantera
terbalut luka mendera
malampun mencari makna;
huruf-huruf diantara bunga
kemudian merangkai kata
bergelantungan bersama embun yang bertahan
pada kelopaknya
ketika gerimis mengetuk pintu menjelang fajar
kudengar anginpun berbisik
hampa mendera di antara kita:
sepi, dan......
(Anginpun berbisik 4 karya Irwan Dwi Kustanto)
Puisi di atas adalah sepenggalan dari buku sajak cinta Anginpun Berbisik yang baru diluncurkan hari ini. Buku ini sendiri adalah hasil dari ciptaan keluarga penyair yang dikepalai oleh Pak Irwan Dwi Kustanto. Uniknya pak Irwan ini adalah seorang tuna netra sejak umur 9 tahun. Beliau bersama keluarganya mulai menciptakan puisi untuk mendukung program seribu buku untuk tuna netra.
Saya sendiri sebenarnya tidak begitu sepenuh hati datang ke peluncuran buku tersebut. Tadinya saya datang karena memenuhi undangan dari kakak-kakak saya dari Mitra Netra yang telah mengadakan acara ini. Dengan perasaan yang tidak enak kalau tidak datang, akhirnya saya yakinkan diri saya untuk pergi ke sana. Lagipula acaranya berkaitan dengan hobby saya juga. Berpuisi.
Sekitar seminggu yang lalu saya dikabari tentang acara ini. Setelah dikabari saya langsung memposting pengumuman acara ini ke SCeLe atau forum di dunia maya, tetapi tidak ada yang berminat untuk hadir. Saya juga telah memasang status tentang pengumuman acara ini, tetapi yang merespon amatlah sedikit. Yah mungkin acara peluncuran buku apalagi buku kumpulan sajak cinta tidak populer di kalangan mahasiswa. Tetapi sekali lagi,karena saya tidak enak kalau tidak datang maka saya putuskan saya akan datang walaupun cuma sendiri. Dan akhirnya saya tidak sendiri, ternyata ada teman yang bisa diajak dari Fasilkom.
Bermodalkan motor saja, dengan uang sepuluh ribu, dan juga bensin yang sudah mulai habis (baca: sekarat) saya langsung berangkat ke Gedung Kesenian Jakarta(GKJ). Saya tidak mengetahui lokasinya. Untung saja ada pak Isro yang bisa menjadi tempat bertanya sehingga saya bisa dengan mudah sampai di lokasi.
Sekitar 40 menit perjalanan ke gedung kesenian Jakarta. Di sana saya berhadapan dengan gedung megah berarsitektur tudor, popular di eropa tahun 1800an. Di sana sudah banyak berjajar mobil-mobil mewah. cepat melintas dalam pikiran saya kalau saya salah tempat. Tetapi tidak. Setelah memarkir motor saya, sayapun langsung masuk ke GKJ, melakukan pendaftaran dan berkeliling melihat GKJ secara lebih teliti.
sungguh ternyata GKJ sarat akan kekayaan budaya. dari mulai budaya lokal sampai budaya interlokal pernah pentas di sana. Gedungnya yang terlihat sangat mewah membantah pikiran saya yang selama ini bahwa gedung ini sudah lama dilupakan dan ditinggalkan. Sungguh bentuk perawatan yang telaten dan dedikasi tinggi pada kebudayaan yang ditunjukkan oleh pengurus GKJ.
di dalamnya saya mulai mencari orang yang saya kenal. Ternyata banyak sekali. Hal ini terjadi karena dulu saya pernah membantu dalam acara National Computer Camp For The Blind. Mba Indah mulai menyapa saya,"eh smile,apa kabar?, mana yang lain?".hehehe, ternyata mba INdah masih ingat saya. Lalu mba Achie, beliau pura2 menawarkan buku kepada saya, tapi akhirnya saya tak tergoda dan dia mulai tertawa dan menyapa saya. "Hai mba Achie,apa kabar? " :)
di dalam auditoriumnya, GKJ tidak kalah dari blitz Megaplex di Plaza Indonesia. Jauh mengalahkan malah. hal ini karena di GKJ sarat akan seni. Tempat yang menyenangkan. Tak pernah puas saya dalam menikmati keindahannya. INgin sekali bertandang lebih sering ke sana. Semoga ada acara menarik lagi di sana.
Acaranya sendiri sangatlah melengkapi keindahan yang saya rasakan. Penampilan dari Rieke diah Pitaloka, Joko Pinurbo, Jodhi Yudono, endah n'ressa, SKOLASTIKA Ansambel, Teater Meldict,Dody, dll sungguh telah menjadikan pentas selama 3 jam itu sebagai satu liburan penuh di semester ini. Tidak menyesal saya datang ke acara ini.
1 comment:
Puisi yang indah selalu membuat sy terlarut di dalamnya... Apa kbr Smile? BTW, mo minta tolong nih, kalo sempet vote buat blog suami sy ya... blognya diikutkan dalam TDA blogger award & udah masuk grand final. Caranya masuk ke http://roniyuzirman.com trus nanti ada kolom khusus untuk vote. Vote Fauzi Rachmanto ya... Terakhir milih tgl 26 Jan ini... Sudah tau kan blognys suami yang di http://fauzirachmanto.blogspot.com ? boleh jg baca2, tulisannya lumayan kok (he..he.. promosi, namanya jg buat suami..) Thanks alot lho....
Post a Comment